Kisah Keteladanan Rasululloh SAW : Kebencian pengemis buta
Jum'at, 26 Maret 2021 10:41 WIB
Dikisahkan pada sudut kota madinah, tinggal lah seorang pengemis yahudi yang menetap di dekat pasar.
Dia buta dan selalu berteriak-teriak. Setiap orang yang mendekatinya, maka ia akan menyebut dengan lantang “Jangan pernah percaya dengan Muhammad, dia itu gila! Penyihir! Dan tukang bohong! Jauhi dia jika kau tak ingin terpengaruh oleh nya”. Setiap hari ia jelekkan Nabi Muhammad SAW kepada semua orang.
Lantas begitu, selalu ada seorang yang setia untuk menyuapinya setiap hari, memberinya makan.
Hingga pada suatu hari orang yang selalu menyuapinya itu tak pernah datang lagi.
Beberapa hari kemudian, datanglah seseorang yang lain yang menyuapinya makan. Seperti biasa bahwa si pengemis sambil berucap sumpah serapah kepada Nabi Muhammad SAW.
Namun si pengemis merasa terhenyak dan berkata “siapa kau ? kau bukan orang yang selalu menyuapiku makanan”.
“Aku orang yang biasanya” kata seseorang tersebut.
“Tidak, bukan kau orangnya. Apabila dia yang datang, maka tak susah tangan ini memegang dan tak susah mulutku mengunyah. Dia selalu menghaluskan terlebih dahulu makanan yang akan disuapinya ke mulutku,” sangkal si pengemis.
Seseorang tersebut kemudian tertegun dan mulai menangis. Terisak-isak kemudian berkata “Memang benar katamu, bahwa aku bukanlah orang yang biasa memberi dan menyuapimu makanan. Karena orang yang kau maksud itu kini telah wafat. Dan aku tidak bisa selemah lembut dia”
“Ketahuilah kau, bahwa aku ini salah satu sahabatnya, namaku Abu Bakar Ash-Siddiq. Aku hanya ingin melanjutkan amalan yang ditinggalkan oleh orang tersebut. Aku tidak ingin melawatkan satu amalan pun setelah kepergiannya” Lanjut seseorang tersebut yang ternyata Abu Bakar.
“Kau tahu siapa orang yang aku maksud ? dia adalah Rasulullah Muhammad SAW yang selalu kau caci maki itu. Dia orang yang selalu kau benci dan kau sebut sumpah serapah. Dia orang yang sama yang selalu memberimu dan menyuapimu makanan setiap hari” kata Abu bakar sambil terisak-isak.
“Istrinya Aisyah memberi tahuku bahwa Rasulullah SAW selalu pergi berkunjung ke pasar dengan membawa makanan untuk seorang pengemis yahudi buta yang selalu berada di sini” pungkas Abu Bakar.
Pengemis tersebut tertegun dan mulai meneteskan air matanya dengan deras. Ia baru saja tersadar bahwa orang yang selalu ia benci dan fitnah adalah orang yang selalu menemaninya dan menyuapinya makanan setiap hari.
“Selama ini aku telah menghinanya, memfitnahnya, bahkan saat Muhammad ada di sampingku sedang menyuapi aku. Tapi dia tidak pernah memarahiku. Dia malah dengan sabar melembutkan makanan yang di masukkan ke dalam mulutku. Dia begitu mulia.” Kata pengemis buta.
Pengemis tersebut merasa hina dan bersalah atas semua ucapan dan tindakannya itu. Dia menyesali semua perbuatannya. Akibat kejadian itu, si pengemis buta masuk ke dalam agama islam. Dia mengucapkan dua kalimat syahadat di hadapan Abu Bakar Ash-Siddiq.
Hikmah yang dapat diambil
Dari kisah tersebut kita dapat mengetahui bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan pribadi yang mulia dan luhur. Dengan tidak membalas makian dari pengemis tersebut, Rasululloh SAW memiliki sifat sabar yang luar biasa.
Beliau juga meiliki sifat yang lemah lembut, walaupun beliau tahu bahwa pengemis tersebut selalu menghinanya, Rasululloh SAW tetap menyuapinya bahkan menghaluskan makannya terlebih dahulu.
Dengan adanya dua sifat tersebut, maka rasululloh SAW juga memiliki sifat pemaaf dan penyayang. Tidak satu hari pun Rasululloh tidak mengunjungi pengemis tersebut untuk menyuapinya makan.
Sungguh semua kisah Rasululloh SAW senantiasa menjadi suri tauladan untuk kita semua. Semoga Alloh SWT selalu memberikan keberkahan pada hidup kita. Aamiin.